Pagi itu, kamera menggantung di leher, dan sepatu masih sedikit basah oleh embun rumput. Begitu saya menjejak gundukan pertama, lanskap di depan seperti latar film fiksi ilmiah. Bukit bukit mungil bergelombang, berlapis warna merah bata, jingga, kuning, hingga krem pucat. Permukaannya halus seperti beludru kering, dengan lekukan yang memantulkan cahaya matahari pagi. Inilah Rainbow Hills Rumbai di Pekanbaru. Tempat yang sering terselip di itinerary, padahal sekali datang kamu langsung mengerti kenapa feed Instagram bisa berubah total hanya dengan satu kunjungan ke sini.
Sebagai travel vlogger, saya datang dengan satu misi sederhana: pulang dengan footage yang membuat penonton bertanya dua hal. Pertama, ini beneran di Indonesia atau di planet sebelah. Kedua, kapan mereka bisa ikut ke sana.
Lokasi, Akses, dan Orientasi
Di mana Rainbow Hills Rumbai berada
Rainbow Hills berada di kawasan Rumbai, bagian barat laut Kota Pekanbaru, Riau. Secara lanskap, lokasinya menempel pada lahan berbukit rendah yang dipahat air hujan selama bertahun tahun. Jarak dari pusat kota relatif dekat sehingga cocok untuk sesi sunrise atau sunset tanpa perlu menginap jauh dari pusat kuliner dan penginapan.
Cara menuju dari pusat Pekanbaru
- Kendaraan pribadi. Berkendara dari pusat kota menuju koridor Rumbai. Gunakan aplikasi peta, lalu ikuti jalan lingkungan menuju area perbukitan. Waktu tempuh umumnya 30 sampai 50 menit tergantung lalu lintas.
- Ojek atau taksi aplikasi. Opsi ini paling praktis jika kamu datang tanpa sewa mobil. Pastikan titik jemput dan titik pulang jelas, serta simpan pin lokasi agar pengemudi mudah menemukanmu saat selesai sesi foto.
- Sewa mobil harian. Cocok untuk rombongan kecil. Selain fleksibel mengejar cahaya, kamu bisa lanjut ke beberapa spot kota seperti tepi Sungai Siak setelah selesai di bukit.
Orientasi lapangan
Begitu tiba di area bukit, kamu akan melihat lembah lembah sempit dan punggungan yang memanjang. Jalur utama berupa tanah padat. Beberapa bagian memiliki lereng berdebu saat kemarau dan licin setelah hujan. Parkir biasanya informal di tepi jalan tanah atau ruang terbuka terdekat. Jalanlah pelan dan amati permukaan. Tanah di sini rapuh. Menghindari pijakan di bibir tebing akan meminimalkan risiko longsor mikro dan menjaga lanskap tetap cantik untuk pengunjung lain.
Aturan setempat dan sopan santun
Tiap kunjungan adalah kesempatan untuk memberi contoh baik. Tanyakan pada warga sekitar bila ada area yang dihindari, hormati papan peringatan, dan simpan sampah di tas. Bila memerlukan jasa pemandu lokal, gunakan. Mereka tahu jalur aman, sudut foto terbaik, dan titik yang tidak seharusnya diinjak.

Geologi Mini untuk Traveler: Kenapa Warnanya Bisa Pelangi
Energi air, tanah laterit, dan waktu yang panjang
Warna pelangi di bukit ini bukan cat dan bukan juga kerja mendadak. Lapisan tanah kaya mineral besi dan aluminium mengalami oksidasi serta pelapukan. Air hujan mengukir cekungan lalu memaparkan lapisan berbeda. Hasilnya adalah tekstur garis garis halus dan gradasi warna dari merah bata, oranye, kuning, hingga putih susu. Di bawah matahari pagi atau sore, warna warna ini makin pop.
Tekstur yang cantik tapi rapuh
Tanahnya halus seperti tepung. Jejak kaki saja bisa meninggalkan bekas. Itu sebabnya kamu akan sering melihat anjuran untuk tetap berjalan di jalur yang sudah ada. Bukan untuk mempersulit foto, justru untuk memastikan bukit tetap tampil rapi di frame orang lain yang datang setelahmu.
Waktu Terbaik dan Cuaca
Musim kemarau vs musim hujan
- Kemarau. Langit biru, bayangan tajam, dan warna tanah keluar maksimal. Namun debu mudah beterbangan, jadi siapkan buff atau masker tipis. Sepatu tertutup lebih nyaman.
- Hujan. Tekstur tanah terlihat kontras dan lembap, warna tanah tampak lebih jenuh. Kelemahannya adalah permukaan licin. Bawa ponco, langkah lebih pendek, dan hindari punggungan yang curam.
Jam emas yang membuat foto hidup
- Sunrise. Cahaya masuk dari sudut rendah, menonjolkan relief bukit dan membuat gradasi terlihat dramatis. Datang 30 menit sebelum matahari terbit untuk scouting sudut.
- Golden hour sore. Warna oranye menyelimuti bukit. Kalau langit berawan tipis, kamu dapat tekstur awan yang cantik tanpa kontras berlebihan.
- Blue hour. Setelah matahari tenggelam, siapkan tripod untuk long exposure. Warna tanah masih terlihat, sementara langit menjadi biru lembut. Cocok untuk penutup vlog yang sendu.
Spot Foto Paling Fotogenik
Punggungan berlekuk seperti gelombang
Cari punggungan yang panjang dengan kontur berulang. Tempatkan model atau dirimu pada satu lekuk untuk menunjukkan skala. Ambil dari posisi sedikit lebih tinggi agar pola garis terlihat jelas.
Amfiteater alami
Beberapa cekungan membentuk setengah mangkuk alami. Berdiri di bibirnya, lalu arahkan kamera ke seberang yang berlapis warna. Ini komposisi favorit untuk foto grup karena semua orang bisa berada di satu bidang datar tanpa menutupi latar.
Lembah merah bata untuk close up tekstur
Turun sedikit ke lembah yang aman dan fokus pada tekstur tanah. Garis erosi yang halus akan terlihat menawan dengan lensa 50 sampai 85 mm. Masukkan satu elemen kecil seperti daun kering agar ada anchor visual.
Foreground semak dan langit sebagai kanvas
Jika ingin foto yang lebih editorial, gunakan semak pendek sebagai bingkai depan. Biarkan langit mengisi sepertiga bidang atas. Hasilnya sederhana tapi rapi, cocok untuk carousel Instagram atau thumbnail YouTube.
Tips Foto dan Video untuk Creator
Peralatan yang realistis dibawa
- Lensa. 16 sampai 35 mm untuk lanskap dan establishing. 50 sampai 85 mm untuk potret dan detail tekstur. 70 sampai 200 mm jika ingin memampatkan layer bukit.
- Filter. Circular polarizer membantu mengurangi glare dan menonjolkan warna tanah. ND filter 3 sampai 6 stop untuk motion blur awan di long exposure sore.
- Stabilisasi. Gimbal ringan atau monopod pendek cukup untuk vlog walking shot. Tripod mini membantu komposisi simetris di punggungan sempit.
Setting kamera yang sering saya pakai
- Foto. Aperture f 8 sampai f 11 untuk ketajaman merata pada lanskap. ISO serendah mungkin. Shutter disesuaikan pencahayaan. Aktifkan bracketing jika kontras langit dan tanah terlalu ekstrem.
- Video. 24 atau 30 fps dengan shutter sekitar 1 per dua kali frame rate. Gunakan picture profile netral agar mudah di grading.
Komposisi yang selalu berhasil
- Leading lines dari punggungan menuju subjek.
- Rule of thirds untuk menempatkan horizon di sepertiga atas atau bawah.
- Negative space di langit membuat foto terasa lapang dan elegan.
Drone, boleh atau tidak
Periksa izin di lokasi dan pastikan aman. Jika diizinkan, terbangkan dari area terbuka jauh dari orang. Hindari terbang rendah tepat di atas kepala pengunjung lain. Angle top down akan memperlihatkan pola garis yang sulit ditangkap dari tanah.
Audio untuk vlog
Rekam ambience. Angin lembut yang menyapu bukit, langkah di tanah halus, dan suara percakapan teman akan menghidupkan video. Gunakan mic clip on dan windscreen kecil agar suara tidak termakan hembusan angin.
Rute dan Itinerary Rekomendasi
Itinerary 3 jam kilat sebelum kerja
- 00.00 sampai 00.45 persiapan di penginapan, cek baterai dan kartu memori.
- 00.45 sampai 01.30 perjalanan ke Rumbai dan parkir di area terdekat.
- 01.30 sampai 02.15 scouting sudut sambil menunggu warna fajar.
- 02.15 sampai 03.15 sesi foto dan video utama di punggungan dan amfiteater.
- 03.15 sampai 03.30 b roll close up tekstur, voice over singkat.
- 03.30 sampai 04.00 kembali ke kota untuk sarapan dan siap kerja.
Catatan jam bisa kamu geser sesuai waktu sunrise setempat. Intinya datang sebelum cahaya muncul agar tidak kehilangan momen paling dramatis.
Itinerary setengah hari untuk creator
- Pagi. Sunrise, variasi sudut, drone bila diizinkan, lalu duduk sebentar menikmati pemandangan.
- Menjelang siang. Beres beres peralatan, dokumentasikan rute pulang untuk kebutuhan b roll transisi.
- Siang. Kuliner kota, review cepat hasil, lalu tidur siang. Sore hari kamu bisa kembali jika ingin mengejar golden hour dari sisi berlawanan.
Sehari penuh di Rumbai dan pusat kota
Mulai dengan sunrise di Rainbow Hills. Lanjutkan ke tepi sungai untuk foto jembatan kota dan aktivitas perahu. Sore kembali ke bukit untuk sunset. Malamnya berburu kuliner khas Riau dan menutup hari dengan kopi di kafe lokal.
Keselamatan, Etika, dan Konservasi
Prioritaskan pijakan aman
Tanah pelangi cantik tetapi mudah runtuh jika dipaksa. Hindari berdiri di bibir tebing atau menuruni lereng curam. Bila harus turun ke lembah, cari rute dengan kemiringan landai dan pijakan jelas. Setelah hujan, tunda eksplorasi ke daerah yang terlihat basah dan lunak.
Etika fotografi dan kenyamanan bersama
- Hormati giliran di spot populer. Sapa dan atur urutan dengan pengunjung lain. Semua orang ingin pulang dengan foto bagus.
- Jangan memotret terlalu dekat orang yang tidak kamu kenal tanpa izin, terutama jika mereka sedang duduk atau beristirahat.
- Matikan suara kamera di momen hening agar suasana tetap tenang.
Konservasi yang nyata, bukan slogan
- Tetap di jalur yang sudah ada. Jejak baru akan memicu erosi.
- Jangan membawa pulang tanah atau batu sebagai suvenir. Ambil foto, tinggalkan hanya jejak yang bertanggung jawab.
- Gunakan botol minum isi ulang. Bawa kantong kecil untuk sampah pribadi dan sampah yang kamu temukan. Satu langkah kecil, dampaknya langsung terasa.
Logistik, Biaya, dan Fasilitas
Transport dan parkir
Bawalah kendaraan yang siap jalan tanah. Jika menggunakan sepeda motor, pastikan ban berprofil cukup. Parkir biasanya ada di area datar tidak jauh dari bukit. Jangan menghalangi akses warga.
Fasilitas yang perlu kamu siapkan sendiri
Di area bukit tidak selalu ada kios. Bawa air minum, camilan ringan, tisu, dan sunscreen. Untuk salat, rencanakan waktu di penginapan atau masjid terdekat sepanjang rute.
Perkiraan biaya per orang untuk sesi 1 hari
Komponen | Hemat IDR | Nyaman IDR |
---|---|---|
Transport dalam kota pulang pergi | 40.000 sampai 120.000 | 150.000 sampai 300.000 |
Parkir dan kontribusi warga | 10.000 sampai 30.000 | 20.000 sampai 50.000 |
Air minum dan camilan | 20.000 sampai 50.000 | 50.000 sampai 100.000 |
Sewa mobil harian bagi dua atau tiga orang | 0 | 200.000 sampai 400.000 |
Kopi dan sarapan setelah sesi | 30.000 sampai 70.000 | 70.000 sampai 150.000 |
Total estimasi | 100.000 sampai 270.000 | 490.000 sampai 1.000.000 |
Angka di atas bersifat indikatif. Semuanya tergantung musim, lama sesi, dan cara kamu bergerak di kota.
Kuliner Setelah Sunset: Ide Singkat di Pekanbaru
- Ikan bakar sungai dengan sambal asam segar. Cocok untuk menutup hari berkeringat di bukit.
- Mie sagu yang kenyal, wangi, dan ringan di perut.
- Es segar khas Riau untuk menyejukkan tenggorokan setelah bermain debu. Cari yang menggunakan buah lokal agar makin terasa nuansa daerahnya.
Aksesibilitas dan Keluarga
Rainbow Hills adalah area alam terbuka. Jalurnya berupa tanah dan kerikil. Stroller tidak ideal. Untuk anak, siapkan sepatu tertutup, topi, dan air minum yang cukup. Ajari mereka berjalan di jalur yang sudah ada dan jangan berlari di dekat tebing kecil.
Untuk lansia atau pengunjung dengan mobilitas terbatas, fokuskan kunjungan pada area punggungan yang lebar dan datar. Duduklah di tikar kecil sambil menikmati pemandangan tanpa harus memaksakan diri menuju lereng yang curam.
Checklist Perlengkapan yang Anti Lupa
Wajib bawa
- Sepatu tertutup yang nyaman, bukan sandal tipis.
- Botol minum isi ulang minimal 1 liter per orang.
- Topi, kacamata UV, sunscreen, dan buff.
- Tisu basah, hand sanitizer, dan kantong sampah kecil.
- Jaket tipis atau ponco kalau ada potensi hujan.
Untuk pembuat konten
- Kamera utama dan cadangan kartu memori.
- Lensa wide dan lensa potret. Tambahkan tele jika ingin kompresi layer.
- Tripod mini dan gimbal ringan.
- Mic clip on dan perekam ambience kecil.
- Power bank dan kabel cadangan. Debu sering membuat port kotor, jadi bawa kuas kecil.
Script Vlog 90 Menit yang Mudah Diikuti
Struktur cepat untuk hasil maksimal
- Pembuka 3 menit. Establishing shot kota menuju Rumbai. Cut ke close up roda melindas tanah dan napas pertama melihat bukit.
- Eksplorasi 30 menit. Jalan di punggungan, potong ke drone top down bila tersedia. Sisipkan b roll tangan menyentuh tekstur tanah. Voice over singkat menjelaskan asal warna.
- Tips 10 menit. On cam berbagi gear dan setting yang dipakai. Tunjukkan perbandingan foto sebelum dan sesudah sunrise.
- Cerita manusia 15 menit. Sapa pengunjung lain, tanya sudut favorit mereka. Tambah kilat wawancara pedagang kecil jika ada.
- Golden hour 20 menit. Ambil time lapse, lalu potret siluet teman di punggungan. Rekam ambience angin untuk transisi.
- Penutup 12 menit. Duduk di bukit, secangkir kopi dari termos, ajak penonton menjaga kebersihan dan menghormati jalur.
Pertanyaan yang Sering Muncul
Apakah perlu pemandu
Tidak wajib, tetapi bermanfaat untuk mengenali jalur aman dan menemukan sudut yang rapi tanpa menginjak area rapuh. Pemandu juga membantu jika kamu membawa banyak peralatan.
Apakah aman untuk pemula
Aman jika mematuhi jalur dan tidak memaksakan diri ke lereng curam. Gunakan sepatu yang menggigit tanah. Setelah hujan, tunda eksplorasi ke spot yang terlihat licin.
Boleh bawa drone
Periksa peraturan lokal. Jika diizinkan, terbang dengan etika. Jauh dari kerumunan, hindari ketinggian ekstrem saat angin kencang, dan batasi durasi agar tidak mengganggu pengunjung lain.
Apakah ada warung di lokasi
Tidak selalu. Bawalah bekal air dan camilan. Untuk makan besar lebih nyaman dilakukan di kota.
Kapan waktu foto terbaik
Sunrise untuk relief yang menonjol dan angin yang relatif tenang. Sunset untuk warna hangat di kulit bukit. Blue hour untuk long exposure yang lembut.
Tips Kecil yang Sering Terlupa
- Simpan foto lokasi parkir atau beri pin agar mudah kembali saat cahaya mulai redup.
- Lap lensa lebih sering. Debu halus mudah menempel dan menurunkan kontras.
- Siapkan kain microfiber kecil di saku. Kamu akan memakainya berkali kali.
- Gunakan pakaian warna solid seperti putih, hitam, atau biru tua agar kontras dengan latar tanah.
Pelangi di Tanah Kering yang Mengundang Kembali
Rainbow Hills Rumbai itu seperti studio alam raksasa. Setiap garis erosi menjadi desain grafis. Setiap punggungan adalah runway. Kamu tidak perlu banyak properti untuk mendapatkan foto yang kuat. Yang kamu butuhkan adalah datang pada jam yang tepat, berjalan pelan, dan menghormati ritme alamnya.
Saya selalu percaya destinasi terbaik bukan hanya yang membuat kita terpukau, tetapi juga yang mengajak kita bertanggung jawab. Di bukit pelangi ini, keindahan hadir karena kombinasi warna tanah, cahaya, dan kesadaran pengunjung untuk menjaga setiap lekuknya tetap utuh. Pulanglah dengan kartu memori penuh dan hati yang ringan. Lalu, saat melihat timeline sendiri, kamu akan mengerti mengapa tempat ini layak disebut destinasi yang bikin kamu serasa di dunia fantasi.